Selasa, 17 Desember 2013

KARENA PAGI ITU....



Suara adzan mulai terdengar, satu persatu masjid dan mushola di sekitar rumahku bersautan melantunkan lafad mulia itu. Rasanya mataku ini sulit untuk aku buka, ditambah hawa dingin yang menghinggapiku, aku tidak ingin bangun dan melaksanakan panggilan itu.
"Laras... Bangun, sudah subuh. Air panasnya sudah ibu taruh di kamar mandi" teriak ibuku dari ruang tamu. kamar tidurku terletak di samping ruang tamu, jadi Ibu selalu membangunkan aku tanpa masuk ke dalam kamar.
Pagi itu aku mau berangkat ke Semarang, rencana dari rumah habis subuh. Dengan rasa malasku, badan ini kupaksakan untuk beranjak dari ranjang tidurku. Berjalan menuju kamar mandi, sambil menyambar handuk yang tergantung di pintu kamarku.
“berrr…” gebyuran pertama membuat mataku terbuka lebar, meskipun ainya hangat namun karena terkena hawa dingin, cepat sekali berubah menjadi air dingin. Ngantuk yang tadi menyerangku, kini telah mengalir bersama air yang menguyur badanku.
Setelah mandi, aku langsung shalat subuh dan menata barang-barang yang akan aku bawa ke Semarang untuk menghadiri pernikahan temanku jam delapan nanti, baru pertama kali ini aku pergi sepagi ini.
“Nasi goreng dan kopi hangat sudah di atas meja, cepat dimakan mumpung belum keburu dingin” kata Ibuku sambil membuka pintu kamarku
Mendengar kata ibu, aku langsung keluar kamar, karena kebetulan aku sudah selesai mengepak barang bawaanku. Sambil memakai krudung dan berdandan untuk menata penampilanku, aku langsung melahap nasi goreng yang di buat oleh ibu.
“Jangan ngebud-ngebud pakai sepeda motornya, sudah dikasih uang saku sama bapak belum? Ntar kalau sudah sampai ngabari ibu? Pulangnya jangan malem-malem, kalau kira-kira kemaleman, nginep saja di rumah bude yang ada di Semarang, soalnya kalau sudah malam, di Muntilan jalannya sepi, memang kalau di Magelang masih rame, tetapi kalau ke sininya kan sudah jarang orang yang mau kelura malam.” petuah ibu terus menemani aktifitasku, sesekali hanya mengangguk untuk memberikan jawaban ke ibu.
“Ini jaketnya” kata bapak sambil memberikan dua jaket
“kok dua bapak?” Tanyaku
“ntar kamu bisa kena angin kalau Cuma pakai satu” kata bapak
Setelah nasi goreng dan kopi sudah berpindah semua ke dalam perutku, aku langsung memakai jaket dan mengambil tas yang akan aku bawa, tidak lupa memakai kaos kaki serta sarung tangan dan slayer untuk menutupi mulut dan hidungku. Tidak lupa sebelum pergi, aku salami pundak tangan kedua orang tuaku untuk meminta do’a restu perjalanku ke Semarang ini.
Orang tuaku mengikuti aku berjalan keluar rumah sampai di depan pintu masuk. Mereka terus mengiringi kepergianku dengan mata mereka, sampai aku berada di ujung jalan, aku masih melihat mereka di depan pintu.
Matahari mulai menampakkan pesonanya, gelap pagi tadi saat aku berangkat dari rumah mulai berganti dengan terang. Namun kabut tebal menyambut kepergianku, sehingga menambah hawa dingin yang menyelimuti sekitarku. “Beruntunglah aku memakai dua jaket, jadi badanku tidak terlalu gemeteran” kata batinku.
Aku berhenti di pom bensin, karena badanku merasa lelah untuk menyetir. Aku baru ingat kalau aku lupa membawa kado yang aku taruh di ruang tamu tadi pagi, aku langsung mengambi handphone di dalam tasku. Sebelum menekan tombol nomer ibu, untuk memastika kadoku. Aku membuka pesan masuk dari ibuku terlebih dahulu
“kadonya sudah ibu taruh di dalam jok motor, karena tidak terlalu besar jadi muat di sana. Oh za, ibu juga menaruh teremos kecil yang sudah ibu isi dengan kopi, kalau kamu istirahat di pom bensin, diminum za biar tambah fit ngendarai motornya”
Aku tersenyum simpul setelah membacanya, kini aku sadar akan perhatian orang tuaku. Sebelum pagi ini terjadi, aku sering tidak membperhatikan petuah serta makna-makna sikap yang mereka lakukan untukku. Za… karena pagi ini, aku mengerti akan ketulusan kasih sayang orang tuaku.
Aku kembali melanjutkan perjalanku menuju semarang dengan kebanggaan di hati atas kasih sayang mereka, dalam hatiku aku berucap beribu terimakasih dan minta maaf atas kesalahan diriku yang tidak memahami kasih sayang mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar